Dukungan terbaru Presiden Argentina, Javier Milei, terhadap token LIBRA telah memicu salah satu skandal paling dramatis di pasar cryptocurrency—dan dampaknya meluas jauh melampaui perbatasan Argentina. Apa yang dimulai sebagai cuitan profil tinggi yang menjanjikan revitalisasi ekonomi dengan cepat berubah menjadi kisah peringatan tentang kegilaan memecoin, tuduhan perdagangan orang dalam, dan potensi kejatuhan politik.
Ringkasan Cepat
-
Kapitalisasi pasar LIBRA melonjak menjadi $4,56 miliar setelah cuitan Milei sebelum anjlok 94% menjadi hanya $257 juta dalam waktu kurang dari 11 jam.
-
Dompet orang dalam menarik sekitar $107 juta dalam likuiditas hanya dalam beberapa jam setelah peluncuran token.
-
Model tokenomics yang cacat—dengan 82% dari total pasokan dibuka pada peluncuran—memungkinkan terjadinya rug pull yang terkoordinasi.
-
Lebih dari 40.000 investor mengalami kerugian besar, memperburuk reaksi balik secara politik dan hukum.
-
Skandal ini telah memicu seruan pemakzulan dan menyoroti kebutuhan mendesak untuk regulasi crypto yang lebih ketat.
Cuitan yang Mengguncang Pasar: Dari $4,56 Miliar ke Anjlok 94% Dalam Waktu Kurang Dari 11 Jam
Sumber: Cointelegraph
Pada tanggal 14 Februari, Presiden Milei menggunakan akun X terverifikasinya untuk mempromosikan LIBRA—sebuah token yang disebut-sebut sebagai cara untuk “mendorong pertumbuhan ekonomi Argentina” dengan mendanai usaha kecil. Dalam hitungan jam, kapitalisasi pasar token tersebut melonjak, mencapai angka mengejutkan $4,56 miliar. Namun, apa yang tampaknya menjadi keajaiban ekonomi berubah menjadi kehancuran besar saat dompet orang dalam mulai menyedot likuiditas. Dalam hitungan jam, nilai LIBRA anjlok lebih dari 94%, menghapus miliaran modal investor dan memicu tuduhan adanya rug pull yang terorganisir dengan baik.
Baca selengkapnya: Apa Itu Crypto Rug Pull, dan Bagaimana Menghindari Penipuan?
Sumber: Bubblemaps di X
Di Balik LIBRA Rug Pull: $107 Juta Dicairkan oleh 8 Dompet Orang Dalam
Analisis blockchain segera mengungkap gambaran suram. Firma seperti Bubblemaps menunjukkan bahwa 82% dari pasokan LIBRA telah dibuka dan dapat dijual sejak awal—sebuah tanda bahaya dalam tokenomik yang memberikan peluang besar untuk manipulasi. Data on-chain mengonfirmasi bahwa setidaknya delapan dompet yang terkait dengan tim LIBRA dengan cepat mencairkan dana, mengekstraksi lebih dari $107 juta likuiditas dalam hitungan jam setelah peluncuran. Aktivitas perdagangan terkoordinasi semacam itu memicu kehancuran kapitalisasi pasar sebesar $4 miliar dan meninggalkan investor ritel dalam keterkejutan.
Sumber: Jupiter di X
Menambah bahan bakar pada api, orang-orang dalam di bursa terdesentralisasi Jupiter mengungkapkan bahwa peluncuran token ini adalah sebuah “rahasia umum” di kalangan memecoin, dengan beberapa anggota tim mengetahui tentang peluncuran LIBRA yang akan datang dua minggu sebelumnya melalui Kelsier Ventures. Namun, Jupiter dengan tegas membantah keterlibatan apa pun dalam aktivitas perdagangan mencurigakan tersebut, menegaskan bahwa tidak ada karyawan yang menerima token LIBRA atau kompensasi terkait lainnya. Penyelidikan internal mereka kabarnya tidak menemukan bukti perdagangan orang dalam.
Tokenomik Cacat Terungkap: 82% Pasokan LIBRA Dibuka Sejak Hari Pertama
Kritikal dalam skandal ini adalah struktur tokenomik LIBRA yang rapuh. Para ahli mencatat bahwa sebanyak 82% dari total pasokan langsung dibuka dan tersedia untuk dijual segera setelah peluncuran. Desain seperti ini membuat token sangat rentan terhadap manipulasi pasar, memberikan peluang sempurna bagi orang dalam untuk meraup keuntungan dengan mengorbankan investor yang tidak curiga.
Lebih dari 40.000 Investor Terdampak dan Seruan Pemakzulan Milei Muncul
Kejadian LIBRA telah memicu badai politik dan hukum sengit di Argentina. Dengan lebih dari 40.000 investor dilaporkan mengalami kerugian finansial yang signifikan, anggota parlemen oposisi dan sekelompok pengacara Argentina melontarkan tuduhan serius terhadap Presiden Milei. Mereka mengklaim bahwa dukungannya—dan penghapusan postingan LIBRA selanjutnya—merupakan tindakan penipuan yang disengaja, secara efektif mengatur "rug pull" yang memanipulasi sentimen pasar demi keuntungan orang dalam.
Tokoh-tokoh politik terkemuka, termasuk mantan Presiden Cristina Fernández de Kirchner, telah bergabung dalam paduan suara kritik, dengan beberapa menyerukan proses pemakzulan. Sebagai tanggapan, Milei berpendapat bahwa ia tidak mengetahui risiko mendasar dari proyek tersebut dan bahwa cuitannya hanyalah salah satu dari serangkaian dukungan untuk inisiatif swasta. Administrasinya kini telah menyerukan investigasi oleh Kantor Anti-Korupsi untuk menyelidiki potensi pelanggaran etika publik dan penyalahgunaan wewenang kepresidenan.
Gaung Mania Memecoin dan Jalan ke Depan
Insiden LIBRA bukanlah kasus yang terisolasi. Hal ini mengingatkan kita pada skandal memecoin sebelumnya, seperti yang melibatkan token yang dipromosikan oleh mantan Presiden AS Donald Trump ($TRUMP) dan Ibu Negara Melania Trump ($MELANIA). Episode-episode ini menyoroti sifat volatil dari aset berbasis meme, di mana hype dan dukungan selebriti dapat meningkatkan valuasi hanya untuk runtuh di bawah beban tokenomik yang cacat dan manipulasi orang dalam.
Seiring dengan berlanjutnya penyelidikan hukum dan politik terhadap LIBRA, para ahli industri dan pengamat pasar menyerukan adanya reformasi regulasi yang komprehensif. Pengawasan yang lebih ketat dan pedoman yang lebih jelas sangat diperlukan untuk melindungi investor ritel dari skema serupa di masa depan. Dampak dari LIBRA mungkin akan menjadi katalis perubahan baik di pasar kripto maupun akuntabilitas politik, yang pada akhirnya akan membentuk ulang lanskap dukungan aset digital di seluruh dunia.
Baca selengkapnya: 10 Penipuan Kripto Teratas yang Harus Dihindari Selama Bull Run 2025
